Domain yg Anda cari

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

>> Rabu, Agustus 25, 2010


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering
ditemukan dalam praktek klinik. Lebih dari 25 % perempuan akan mengalami paling tidak satu kejadian ISK selama masa kehidupannya.
Bakteri patogen penyebab ISK sering kali dapat diperkirakan, dan E.Coli merupakan
bakteri patogen utama baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella spp., Proteus spp., Enterococcus spp. dan Enterobacter
spp., merupakan patogen lain yang menjadi penyebab ISK, namun jarang ditemukan.

Jenis Infeksi Saluran Kemih:
1. Uretritis
Rasa panas dan keluar nanah dari uretra. Sering akibat dari berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi.

2. Epididimitis
Perlunakan atau pembengkakan epididimis dan testis. Skrotum dapat memerah dan bengkak. Biasanya terjadi demam dan malaise. Berkaitan erat dengan sistitis yang sedang atau pernah diderita oleh pasien dewasa muda atau prostatitis pada yang lebih tua.

3. Prostatitis
Sering kencing yang tak tertahankan dan terasa panas. Mungkin ada darah pada urin (hematuria). Disertai nyeri di sekitar anus. Terkadang terjadi demam dan malaise. Mungkin berkaitan dengan sistitis atau uretritis.

4. Pielonefritis
Demam, malaise, sakit pinggang. Sering terjadi pada penderita obstruksi atau batu ginjal, atau penderita yang baru saja mengalami sistitis.

5. Abses ginjal
Karena merupakan komplikasi pielonefritis, gejala-gejalanya mirip. Sakit pinggang mungkin terasa lebih berat. Khas terjadi pada orang dengan kelemahan sistem imun (daya tahan) tubuh. Dapat disebabkan oleh infeksi usus atau kulit.

6. Abses perirenal
Demam ringan, malaise, berat badan menurun, sakit pinggang yang intensitasnya makin meningkat. Sering terjadi pada pasien diabetes. Disebabkan oleh abses ginjal yang pecah.

7. Sistitis
Sering kencing yang tak tertahankan dan terasa panas, mungkin ada darah di urin (hematuria). Disertai spasme kandung kemih. Terjadi lebih sering pada wanita. Disebabkan oleh perubahan virus atau bakteri vagina, vulva, dan uretra. Dapat terjadi melalui hubungan seksual, atau karena buruknya pengosongan kandung kemih akibat kerusakan saraf, katub uretra posterior kongenital, penyempitan uretra. Pada pria, biasanya karena obstruksi (gangguan) prostat.

Idealnya antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut : dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Di dalam pemilihan antibiotika untuk pengobatan ISK juga sangat penting untuk mempertimbangkan peningkatan resistensi E.coli dan patogen lain terhadap beberapa antibiotika. Resistensi E.coli terhadap amoksisilin dan antibiotika sefalosporin diperkirakan mencapai 30%.

Antibiotika yang sering digunakan untuk terapi penyakit tersebut sebagian besar berasal dari 3 golongan, yaitu penisilin spektrum luas (mis:amoksisilin), fluorokuinolon (mis:Ciprofloksasin, Levofloksasin), serta sefalosporin generasi ke-3 (mis:Seftriakson, Sefotaksim).
Agar terhindar di penyakit tersebut perlu dijaga kondisi kelembaban daerah sekitar kelamin, hindari berhubungan seks diluar nikah ataupun berganti-ganti pasangan.

Moga bermanfaat. . .
BarakAllah, , ,

Read more...

Pencegahan Cervical Cancer (kanker Cerviks)

>> Sabtu, Mei 09, 2009

Pencegahan Cervical Cancer.
Kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti, rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual, memelihara kesehatan tubuh, dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual.
Catatan : Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

Penggunaan Vaksin HPV.
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18, yang merupakan penyebab dari 70% kasus kanker serviks serta HPV tipe 6 and 11, yang menyebabkan 90% dari kasus genital warts. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%.

Pengobatan yang dapat dilakukan.
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal (Dr. Yohanes Riono, Dept of Surgery Holywood Hospital).
LEBIH BAIK MENCEGAH DARI PADA MENGOBATI

Read more...

Kanker Cerviks (Leher Rahim)


Kanker leher rahim (Cervical Cancer) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 30 sampai 35 tahun (Koran Kompas 27 Maret 2009). Apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini dapat menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,
saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

Gejala Cervical Cancer.
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker.
Pendarahan vagina yang tidak normal seperti :
o Pendarahan di antara periode menstruasi yang regular
o Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
o Pendarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul
Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual ataudiantara masa menstruasi. Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya. Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

Penyebab Cervical Cancer.
Lebih dari 95 persen dari kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai
Human Papilloma Virus (HPV).
HPV atau Human Papilloma Virus adalah sejenis virus yang dapat menginfeksi manusia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama. Misal : Rokok, zat nikotin serta "racun" lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim (Joakam Dillner, M.D., 2001). Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang (British Journal of Cancer,2001).
Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.

Penyebaran Human Papilloma Virus (HPV).
HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual. Mereka yang berhubungan seksual pada usia sangat muda (di bawah 20 tahun) serta sering berganti pasangan seksual memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi HPV. Namun perlu diingat bahwa setiap perempuan beresiko untuk terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya.
Setelah terjadi infeksi HPV pertama, perkembangan ke arah kanker serviks bergantung dari jenis HPV resiko tinggi atau rendah, yang biasa disebut lesi pra kanker. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker serviks, tapi dapat menimbulkan genital warts.
Sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami. Namun demikian infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe-tipe HPV resiko tinggi seperti tipe 16 atau 18 akan mengarah pada kanker serviks. Kanker serviks mulai berkembang ketika sel-sel abnormal pada dinding serviks mulai memperbanyak diri tanpa terkontrol dan membentuk sebuah benjolan yang disebut tumor.


Referensi.
1. American Cancer Society. Cervical Cancer Detailed Guidelines. Available at http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/ CRI_2_4_7X_CRC_cervical_cancer_PDF.asp Accessed Feb,2007.
2. World Health Organization. Preparing for The Introduction of HPV Vaccines: Policy and programme Guidance for Countries. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2006.
3. WHO. Report of the consultation on Human Papilomavirus Vaccines. 2005.
4. Kompas, Maret 2009.
5. Joakam Dillner, M.D., 2001. British Journal of Cancer.
6. Centre for Disease Control and Prevention. CDC Fact Sheet. Genital HPV Infection. Available at: http://www.cdc.gov/std/HPV/hpv.pdf. Accessed January 2005.

Read more...

Infrared Saunas

>> Minggu, Mei 03, 2009

What’s infrared saunas?!
infrared sauna is usually a small portable room containing several infrared heaters. In an infrared sauna, the infrared heater produces radiant energy, which is the same as the heat from the sun, only without the harmful ultraviolet rays. An infrared sauna uses a variety of heater types from older technology steel incoloy rods, to highly - efficient ceramics plates, to newer "carbon" heaters. "Carbon" heaters are actually two sheets of fiberglass or nylon with felt laminated in between that has been treated with a carbon-based ink.
The sun is the primary source of radiant energy, but not all of this energy is beneficial. Although life needs energy from the sun, too much sunlight damages the skin. Far Infrared heat provides many of the health benefits of natural sunlight without any of the dangerous effects of solar radiation.
What’s it function?!
It’s health benefit in body’s. The claiming that the heat penetrates more than 1.5 inches (40 mm) into the body. Cos that the wavelengths of far infrared waves are typically between 5.8 and 1000 micrometers. So, its become to relexation and sweating in body’s. With the result that toxin in body’s can reduce (Detoxification). The detox is a Harmful Chemical. The quicker metabolic rate causes extra toxic waste products to be purged from the body through the skin, during perspiration. The skin is often referred to as the 3rd kidney, because it is believed to be responsible for eliminating 30% of the body's waste.
That infrared is effective therapy for arthritis and tissue injuries, may be provide benefit to patients with rheumatoid arthritis and ankylosing spondylitis, Cardiovascular Health, improved immune system and better circulation and increased energy.

Read more...

Virus Flu Babi (Swine Flu)


Flu babi sejatinya merupakan influenza tipe A dengan sub tipe H1N1. Tipe ini memiliki kedekatan dengan sub tipe H1N3 dan H3N2. Sejatinya, sub tipe H1N1 sudah lama ada ditubuh manusia dan babi dan jarang sekali menyebabkan kematian.

Namun menurut Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kesra Emil Agustiono, sub tipe H1N1 yang menjadi cikal bakal flu babi telah bermutasi dan berubah menjadi strain baru.

Virus H1N1 telah bermutasi jadi virus baru. Filamen atau strain dari virus telah bermutasi. Kini, vaksin H1N1 yang sejatinya hanya influenza musiman (seasonal flu) biasa tidak sensitif (mempan) lagi dengan vaksin.


Sub tipe H1N1 (sebelum bermutasi), dahulu, sejatinya merupakan penyebab terjadinya wabah flu Spanyol pada tahun 1918, yang menelan korban hingga 20 juta jiwa. Artinya amatlah jamak, bila wabah baru ini perlu untuk diwaspadai. Lantaran menyerang pada orang dewasa (25-45 tahun), Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kesra Emil Agustiono berani memastikan bahwa virus ini sangat ganas. . .
Penularan Antar Manusia
Babi sebagai sumber flu babi memiliki keunikan. Hewan ini tidak hanya dapat terinfeksi oleh virus flu babi, tapi juga virus flu yang berasal dari unggas dan virus flu manusia. Saat virus flu dari spesies yang berbeda menginfeksi babi, virus-virus tersebut dapat saling berkombinasi (tukar menukar elemen genetik) sehingga muncul virus baru. Saat ini dikenal empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Tetapi yang belakangan banyak ditemukan adalah jenis H1N1.

Virus H1N1 sejatinya hanya mengenai babi, tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat sehingga mampu menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung (H5N1) yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat menyebar dari orang ke orang.

Penularan dari babi ke manusia terjadi karena adanya kontak dengan babi yang terinfeksi atau kontak dengan benda-benda yang telah terkontaminasi. Sedangkan penularan dari manusia ke manusia hampir sama dengan cara penularan flu biasa, yaitu melalui batuk atau bersin. Manusia juga dapat terinfeksi karena menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus flu babi dari dari orang lain, kemudian memegang mulut atau hidungnya.

Gagal Napas
Gejala flu babi hampir sama dengan flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang semangat, dan batuk. Selain itu juga dapat dijumpai gejala meler dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Pada tahap lanjut, dapat dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat adanya kegagalan pernapasan.

Pada babi yang terkena virus H1N1, gejala biasanya berupa peningkatan suhu tubuh, depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin, susah bernapas, mata merah, dan tidak mau makan.

Pencegahan Penting
Obat flu babi sama dengan obat yang digunakan untuk flu biasa atau flu burung. CDC merekomendasikan obat antivirus oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir. Hanya saja, obat ini lebih efektif jika diberikan pada tahap dini perjalanan penyakit, saat kerusakan pada sel paru-paru belum terlalu parah.

Belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi. Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi :

Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin.
Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan.
Mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin.
Tissue yang mengandung alkohol juga dapat digunakan.
Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain.
Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut.

Guna mengantisipasi munculnya kasus flu babi, Departemen Kesehatan mengirimkan surat edaran kewaspadaan dini kepada jajaran dinas kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan di seluruh provinsi di Indonesia.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Dirjen P2PL Depkes) Tjandra Yoga Aditama,

Read more...

Kandungan Obat Pelangsing


Hati - hati menggunakan Obat Pencahar, Obat Diuretik, Obat Digitalis, dan sebagainya sebagai obat pelangsing karena obat-obatan tersebut bukan mengambil lemak dari dalam tubuh melainkan mengambil cairan tubuh .
Berikut identifikasi dan cara kerja obat-obatan tersebut :

Obat Pencahar
Obat yang bersifat laksatif atau menguras perut ini sering digunakan untuk menurunkan berat badan.Padahal ,jika digunakan tidak tepat akan berbahaya karena dapat mengakibatkan infeksi pencernaan hingga dehidrasi. Misal : bisacodil.
Obat Diuretik
Obat ini menimbulkan keinginan seseorang untuk selalu berkemih.Memang berat badan akan turun sesuai keinginan tetapi cairan tubuh yang keluar berlebih. . .Dampaknya tidak hanya dehidrasi tetapi elektrolit tubuh juga akan hilang sehingga menyebakan kerja ginjal dan jantung terganggu. Misal : Gol. Thiazid, furosemid, asetazolamid. Obat ini bekerja dengan cara tiazid (menghambat reabsorbsi NaCl pada awal tubulus distal), Furosemid (menghambat reabsorbsi NaCl pada ansa Henle asendens segmen tebal). Efek samping obat yang sering terjadi : Hipokalemi, Hipotensi dan hipovolemia.
Obat Digitalis
Ini sebetulnya obat jantung, memang bisa menurunkan berat badan tetapi lama kelamaan pemakai bisa menderita anoreksia. Misal : Digoksin, Dobutamin. Obat ini bekerja memperlambat kerja konduktansi atrioventrikular. Sehingga meningkatkan derajat blok dan memperlambat serta memperkuat denyut ventrikel. Efek samping obat yang sering muncul : gol inotropic cenderung menyebabkan aritmia karena kalsium sitosol yang berlebihan memicu aliran membran aritmogenik.
Obat Antispasmodik
Obat ini dapat membuat perut kembung seakan kenyang dan malas makan , tubuh akan menjadi lemas dan tidak berenergi sehingga membuat malas beraktivitas. Misal : atropin, hiosin dan ipratropium.

DAMPAK JANGKA PANJANG
Sebagian besar obat pelangsing dapat menimbulkan dampak negatif seperti : gangguan emosi, hiperaktivitas, sulit tidur, perut kembung dan perih, keletihan terus menerus, depresi, ketagihan, mual, muntah, dan tubuh gemetar. Ada juga yang menggangu kesuburan dan sikulasi menstruasi .
Penggunaan obat pelangsing yang bersifat pencahan atau laksatif dapat menyebabkan usus bereaksi lebih aktif menyerap makanan, sehingga membuat makanan yang dikonsumsi cepat dibuang sebelum diserap. Akibatnya bila konsumsi obat dihentikan maka tubuh akan semakin gemuk karena usus jadi lebih efisien dalam menyerap makanan.
Obat yang bersifat diuretik mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan cairan. Bila kondisi seperti ini berlangsung lama akan menyebabkan gangguan ginjal
Obat-obatan yang bersifat memacu pembakaran kalori juga dapat merangsang jantung. Detak jantung terpacu cepat sehingga menimbulkan gangguan pada jantung.

(Pustaka : Neals, MJ. Farmakologi Medis Et a glance.)

Read more...

Tips Mencegah Batu Ginjal

>> Sabtu, Mei 02, 2009

Batu ginjal, merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak diderita. Selama 20 tahun terakhir, penderita batu ginjal semakin meningkat. Bukan saja terjadi di Amerika Serikat, demikian juga di Indonesia. Di Indonesia sendiri, batu ginjal merupakan salah satu penyebab utama terjadinya Gagal Ginjal Kronik (GGK).

Batu ginjal terutama dialami oleh mereka yang berusia antara 20 hingga 40 tahun. Walaupun lebih sering dialami oleh mereka yang berjenis kelamin pria, tapi akhir-akhir ini kecenderungan juga meningkat diantara kaum wanita. . .Saat satu atau dua batu terbentuk, maka akan mudah terbentuk batu lebih banyak lagi.

Memang, penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi saluran kemih, dan juga kecenderungan dalam keluarga, mempermudah seseorang untuk menderita batu ginjal. Tapi usaha pencegahan akan dapat menurunkan risiko batu ginjal. Beberapa tips diberikan oleh the National Kidney Foundation dalam mencegah dan mengatasi terjadinya batu ginjal:

1. Banyak minum, terutama air putih. Jangan hanya minum saat kita merasa haus. Haus sebenarnya merupakan tanda bahwa tubuh kita sudah mengalami kekurangan cairan (dehidrasi).
2. Bila ditemukan gejala-gejala seperti nyeri pada daerah pinggang, disertai mual dan muntah, air seni terlihat kemerahan, lebih sering berkemih, kadang dapat disertai dengan demam, ini dapat merupakan gejala dari batu ginjal. Cepatlah periksa ke dokter.
3. Untuk mendiagnosanya, dokter biasanya melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan laboratorium untuk darah dan air seni, USG, atau ronsen khusus dengan IVP (Intra Venous Pielography) yang dapat melihat keadaan batu di dalam ginjal.
5. Batu yang kecil dapat keluar dengan sendirinya. Pengobatan yang lebih lanjut diperlukan jika batu tersebut berukuran besar, terjadi gangguan dalam keluarnya air seni, infeksi, perdarahan terus menerus atau bahkan kerusakan ginjal bila tidak segera diatasi.

Read more...

Efek Obat Pelangsing Tubuh

Ketika berat badan mencapai fase 'siaga satu' terhadap kegemukan. Obat pelangsing kerap menjadi cara alternatif yang dianggap jitu. Padahal, mengonsumsi obat pelangsing secara sembarangan bisa menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan. Alih-alih langsing, jiwa Anda malah terancam.

Nah, sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak obat pelangsing. Sebaiknya pahami betul rambu-rambunya:. . .

Apakah obat pelangsing itu?
Cara kerja obat pelangsing adalah membuang lemak di dalam tubuh dan menekan selera makan. Dalam dunia kedokteran, ada beberapa macam obat pelangsing yang memiliki sifat dan cara kerjanya bermacam-macam. Ada yang menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak, dan bulk fillers pengganjal perut).

Boleh atau tidak?
Sebenarnya boleh-boleh saja mengonsumsi obat pelangsing, asalkan dengan pengarahan dan petunjuk dokter. JANGAN MEMBELI BEBAS di pasaran. Namun sebelum memutuskan untuk menggunakan obat pelangsing, sebaiknya Anda perlu memahami bahwa obat pelangsing tak akan pernah bisa menurunkan berat badan apabila tak dibarengi dengan pola makan yang benar dan olahraga rutin.
dr. Adnil (Kepala UPF Kardiologi Preventif dan Rehabilitatif RS Harapan Kita)menegaskan dalam proses penurunan berat badan pada penderita obesitas, ia tidak menyarankan penggunaan obat pelangsing secara bebas. Sebab, kata dia, obat pelangsing juga berpotensi menimbulkan gangguan jantung.

Salah kaprah obat pelangsing
Pernahkah Anda menggunakan obat pencahar, obat diuretik, dan sebagainya, sebagai obat pelangsing? Hati-hati saja, obat-obatan tersebut bukanlah mengambil lemak dalam tubuh melainkan mengambil cairan tubuh.

Obat pencahar yang bersifat laksatif atau menguras perut kerap digunakan untuk menurunkan berat badan. Padahal, jika digunakan tidak tepat akan berbahaya karena dapat mengakibatkan infeksi pencernaan hingga dehidrasi.
Obat diuretik adalah obat yang menimbulkan keinginan seseorang untuk sering berkemih. Berat badan Anda memang turun sesuai keinginan. Namun cairan tubuh yang keluar berlebih. Ancamannya, tak hanya dehidrasi, elektrolit tubuh juga akan hilang sehingga mengakibatkan kerja ginjal dan jantung terganggu.
Obat digitalis. Ini sebetulnya obat jantung, tetapi memang bisa menurunkan berat badan, sehingga sering disalahgunakan. Lama kelamaan pemakai bisa menderita anoreksia.
Obat antispasmodik, membuat perut kembung seakan kenyang dan malas makan. Membuat tubuh lemas dan tidak berenergi sehingga membuat Anda malas beraktivitas.

Dampak jangka panjang
Sebagian besar obat pelangsing dapat menimbulkan dampak yang negatif, seperti; gangguan emosi, hiperaktivitas, sulit tidur, perut kembung atau perih, keletihan terus-menerus, depresi, ketagihan, mual, muntah, dan tubuh gemetar. Ada juga yang mengganggu kesuburan dan sirkulasi menstruasi.

Menggunakan obat pelangsing yang bersifat pencahar atau laksatif dapat menyebabkan usus bereaksi lebih aktif menyerap makanan. Sehingga membuat makanan yang dikonsumsi cepat dibuang sebelum diserap. Akibatnya, bila konsumsi obat itu dihentikan, tubuh makin bertambah gemuk karena usus jadi lebih efisien dalam menyerap makanan.
Obat yang bersifat diuretik menyebabkan tubuh mengalami kekurangan cairan. Bila berlangsung lama, akan menyebabkan gangguan ginjal.
Obat-obatan yang bersifat memacu pembakaran kalori dapat merangsang jantung. Detak jantung terpacu cepat sehingga menimbulkan gangguan pada jantung.

Read more...

Gagal Ginjal


Penyakit ginjal memang tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis.

Menurut Prof.Dr.dr.Endang Susalit, SpPD-KGH, dari Divisi Ginjal Hipertensi FKUI, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal.

Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya mahal.

Berat ginjal yang kita miliki memang hanya 150 gram atau sekitar separuh genggaman tangan kita. Tetapi fungsi ginjal sangat strategis dan mempengaruhi semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.

Kenali tandanya
Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang kehilangan 90 persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.

Setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan melakukan pemeriksaan dini adalah orang yang memilik faktor risiko tinggi, yakni mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal.

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal kita. Yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Adanya protein atau darah dalam kencing menunjukkan kelainan dari ginjal.

Selain itu, kita juga bisa melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika ginjal tidak bekerja, kadar kedua zat itu akan meningkat dalam darah. Pemeriksaan lanjutan untuk mengenali kelainan berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter.

Gaya hidup sehat
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. "Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal," kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta.

Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.

Read more...

Dislipidemia

>> Jumat, Mei 01, 2009

1. Definisi Dislipidemia
Dislipidemia didefinisikan sebagai keadaan dimana terjadi kenaikan trigliserida dan kolesterol LDL/low-density lipoprotein (hiperlipidemia) serta penurunan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) (Mahley, 2006). Lipid tidak larut dalam air dan ditranspor dalam plasma bukan sebagai bentuk bebasnya, melainkan sebagai lipoprotein. Hiperlipoproteinemia menunjukkan peningkatan konsentrasi makromolekul lipoprotein yang mentranspor lipid dalam plasma. Peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein) serta penurunan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) terkait erat dengan penyakit jantung koroner. Kondisi ini menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang mengarah pada angina, infark jantung, aritmia, stroke, penyakit arteri perifer, dan kematian mendadak (Talbert, 2005).

2. Metabolisme Lipoprotein Plasma
Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid ditranspor sebagai kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Lipoprotein plasma berupa partikel spheris dengan permukaan tersusun sebagian besar atas fosfolipid, kolesterol bebas dan protein dan inti tersusun atas trigliserida dan kolesterol ester. Empat kelas utama lipoprotein yang ditemukan di serum adalah low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), very low-density lipoprotein (VLDL) dan chylomicron (Talbert, 2005). Kilomikron membawa trigliserida dari permukaan (80%) ke jaringan lemak dan otot rangka, dan kolesterol.
3. Klasifikasi Hiperlipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia dibagi dalam 6 kategori yang umum digunakan untuk deskripsi fenotipe hiperlipidemia (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Klasifikasi hiperlipoproteinemia Frederickson-Levy-Lees (Talbert, 2005)

4. Terapi Dislipidemia
Terapi dislipidemia dibagi menjadi 2 yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi.
a. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan terapi awal yang dilakukan oleh pasien hiperlipidemia sebelum melakukan terapi dengan obat. Terapi non farmakologi dilakukan dengan melakukan perubahan pola hidup (TLC, Therapeutic Lifestyle Change).
Berikut adalah tabel yang berisi pengendalian makanan untuk terapi TLC.
Tabel 2.3 Makronutrisi yang direkomendasikan untuk terapi TLC


b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi menggunakan obat penurun lipid yang dapat dibedakan dalam golongan yang menurunkan sintesis VLDL dan LDL, meningkatkan klirens VLDL, meningkatkan katabolisme LDL, menurunkan absorpsi kolesterol, meningkatkan HDL atau kombinasi dari beberapa aktivitas seperti tercantum dalam Tabel 2.4. Rekomendasi obat yang digunakan untuk tiap fenotipe hiperlipidemia dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.4 Efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein (Talbert, 2005)


Tabel 2.5 Fenotipe hiperlipidemia dan rekomendasi terapi obat (Talbert, 2005)


Read more...

Tips Mencegah Flu

>> Senin, April 27, 2009

Memasuki musim pancaroba seringkali terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Pagi hari matahari bersinar sangat cerah, sehingga udara siang terasa sangat panas dan membuat kita merasa gerah, namun di sore hari langit berubah menjadi kelihatan mendung dan hujan pun turun dengan derasnya.Perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat membuat daya tahan tubuh kita menurun dan mennjadi sangat rentan terhadap penyakit. Jika daya tahan tubuhkita sudah menurun, virus yang menyebabkan penyakit batuk, pilek, dan sakit perut seperti diare akan mudah menghampiri dan mulai menyerang kita.Biasanya dalam kondisi yang demikian, antibiotik menjadi andalan untuk mengatasi gangguan penyakit-penyakit tersebut. Padahal sebenarnya tubuh kita telah memiliki mekanisme sistem kekebalan yang digunakan untuk menangkal faktor atau zat yang berasal dari luar tubuh uang dapat membahayakan kesehatan kita.Karena kekebalan tubuh bersifat dinamis, dan virus dapat bermutasi, maka kita harus mempunyai gaya hidup yang sehat untu dapat memperkuat pertahanan tubuh kita. Apalagi saat ini banyak bermunculan penyakit-penyakit baru yang berbahaya, seperti virus flu burung.Flu merupakan penyakit yang di akibatkan oleh infeksi virus, sehingga menyebab- kan peradangan pada pada sistem pernafasan kita. Selama ini, Vitamin C bukan hanya dikenal sebagai primadonanya vitamin, tetapi banyak orang menggunakannya sebagai penangkal flu dan mengobati sariawan.Berdasarkan penelitian Dr. Linus Pauling diketahui bahwa Vitamin C memiliki kemampu-an untuk menghambat partikel virus agar tidak menyebar melalui sel dan jaringan tubuh, selain itu Vitamin C juga mengurangi kekampuan molekul oksigen sampai menjadi radikal bebas dan kemudian menghancurkan asam nukleus virus.Apabila kita melihat manfaat yang bisa kita peroleh dari Vitamin , rasanya tidak salah jika kita mulai membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin C dalam tubuh kita dengan gaya hidup sehat dan selalu mengkonsomsi buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin C, seperti Jambu Batu/Jambu Kelutuk, Jeruk, Apel, Kapri, daun pepaya dan lain sebaginya.Tips mencegah Flu :- Biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun- Minum banyak air putih, minimal 8 gelas sehari- Usahakan menghindari orang lain yang terkena flu- Jaga selalu daya tahan tubuh dengan cukup istirahat, makan makanan yang bergizi, olahraga teratur dan selalu penuhi kebutuhan vitamin C.

Read more...

Jenis Kelainan Jantung

Ada banyak sekali kelainan jantung, mungkin ada belasan macam. Beberapa kasus kelainan jantung yang pernah kami temui: ASD (Atrial Septal Defect) bocor pada bagian atas, VSD (Ventricular Septal Defect) bocor pada bagian bawah, PDA (Patent Ductus Arteriosus), TOF, pembuluh darah terbalik, dan lain-lain. Bahkan banyak juga kasus, seorang mengalami beberapa kelainan. Tim kami pernah menemukan seorang anak perempuan usia sekitar 2 tahun, dengan 7 kelainan. Anak tersebut sudah dioperasi dan kini tumbuh sehat. Jadi bila buah hati Anda divonis mengalami kelainan jantung bawaan, dunia belum kiamat. Anda tidaklah sendiri. Dan jangan khawatir, peluang untuk hidup normal terbuka lebar, asal ditangani dengan tepat. Gejala Umum Kelainan Jantung VSD: 01. Berat badan sulit naik 02. Minum susu hanya sedikit dan cepat lelah 03. Sering demam (mudah terserang penyakit) Pada anak penderita kelainan jantung bawaan, ada yang mempunyai gejala biru (terlihat biru pada kuku) tapi ada pula yang tidak disertai biru. Seorang pasien kelainan jantung bawaan dengan ciri warna biru pada kuku jari tangan dan kaki, mengalami perubahan yang menggembirakan setelah dioperasi. Warna daging (di bawah kuku) mulai berubah ke warna cerah (merah seperti orang normal) beberapa hari setelah dioperasi. Saran Untuk Bayi Penderita Kelainan Jantung Bawaan: Bila diberi minum susu, bayi penderita kelainan jantung bawaan mudah lelah. Minumnya hanya sedikit. Disarankan memberi susu bukan langsung dari botol tapi dengan sendok atau bisa juga dengan pipet (alat untuk meneteskan obat ke mulut bayi). Jadi bayi dapat minum lebih banyak tanpa harus banyak menguras tenaganya saat mengisap susu dari botol. Penyebab Kelainan Jantung Bawaan: Dari informasi yang kami peroleh, penyebab kelainan jantung bawaan mungkin dari faktor genetik (turunan), pengaruh minum banyak antibiotik atau obat-obatan lain saat hamil, makanan (makanan yang banyak pengawet dan pewarna buatan), polusi, serta faktor X (yang sampai sekarang belum diketahui). Beberapa orang tua pasien (tepatnya ibu), mengatakan bahwa selama kehamilan bayi (bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan) mereka tidak mengalami banyak gangguan. Mereka jarang sakit, makan lebih bagus (jarang mual atau muntah), minum vitamin lebih rajin daripada saat kehamilan kakaknya. Kalau dibilang faktor keturunan, di keluarga saya dan suami tidak ada yang mengalami hal sama. Kalau sudah begini, penyebabnya adalah faktor X. Satu info baru yang kami dapatkan dari rekan kami yang anaknya juga mengalami kelainan jantung bawaan. Menurut diagnosa dokter, kelainan jantung bawaan pada anaknya disebabkan saat hamil sang ibu terkena virus Rubella. Makanya, orang tua calon bayi (ayah maupun ibu), disarankan menjaga kesehatan. Khusus calon ibu, rutinlah melakukan pemeriksaan kehamilan.

Read more...

pengobatan diare

>> Sabtu, April 25, 2009

Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk menghentikan diare.
Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.
Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa membantu meringankan diare.
Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.
Untuk pemilihan golongan obat diare ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Uraian obat Diare
RacecordilAnti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut. Berdasarkan uji klinis didapatkan bahwa anti diare ini memberikan hasil klinis yang baik dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Produk ini juga merupakan anti diare pertama yang cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus. Selain itu, Hidrasec pun mampu menghambat enkephalinase dengan baik. Dengan demikian, efek samping yang ditimbulkannya sangat minimal.
LoperamideLoperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai ialah kolik abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
NifuroxazideNifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari obat anti infeksi intestinal biasa seperti kloroyodokuin.
Pada konsentrasi encer (1 : 25.000) Nifuroxazide masih memiliki daya bakterisidal.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
Dioctahedral smectiteDioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.

Read more...

DIARE

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi Iebih dan biasanya (berulang-ulang), disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi dan feses menjadi lembek atau cair.
Di dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh “colon”. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai colon. Colon menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila colon rusak atau “inflame”, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi seperti infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria, infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum. Diare juga dapat disebabkan oleh faktor alergi terhadap makanan yang mengandung susu seperti susu dan laktosa, serta mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.Diare juga dapat merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera, atau botulisme dan dapat juga merupakan tanda dari sindrom kronis seperti penyakit Crohn.
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun secara benar pada lima waktu penting yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan; meminum air minum sehat atau meminum air yang sudah diolah dengan cara merebus menggunakan pemanasan atau proses klorinasi; pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga; membuang air besar dan air kecil pada tempatny,sebaiknya menggunakan jamban tangki aseptik.
Di Indonesia penyakit diare (mencret) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama di daerah pedesaan. Angka kematian yang disebabkan oleh diare mengalami penurunan dari 12,4% (1986) menjadi 7,5% (1992), dan urutan penyebab kematian karena infeksi menduduki urutan ke-3 setelah penyakit tu-berkulosis dan infeksi saluran nafas.
Pengobatan diare lazimnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu; pengobatan simtomatik dan kausatif. Pada pengobatan simtomatik daya kerja obat adalah mengurangi peristaltik langsung ke usus atau memproteksi, menciutkan lapisan permukaan usus (astringensia), dan zat-zat yang dapat menyerap racun yang dihasilkan bakteri (adsorben), sedangkan secara kausatif, bakteri dimatikan dengan zat antibakteri.
Di Indonesia banyak tanaman obat ( obat herbal ) yang sering digunakan oleh masyarakat terutama di pedesaan untuk mengobati diare. Tanaman obat yang digunakan bisa dalam bentuk jamu, obat herbal terstandar ataupun fitofarmaka. Jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Sedangkan fitofarmaka adalah adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Ø Aman sesuai dengan yang dipersyaratkan
Ø Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinis
Ø Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Ø Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Di negara maju, obat herbal sudah sering dijadikan sebagai alternatif dalam mengobati penyakit. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu.

Read more...

bioavailabilitas parasetamol

Ketersediaan hayati merupakan kecepatan dan jumlah obat yang mencapai sirkulasi sistemik dan secara keseluruhan menunjukkan kinetic dan perbandingan zat aktif yang mencapai peredaran darah terhadap jumlah obat yang diberikan. Ketersediaan hayati obat yang diformulasi menjadi sediaan farmasi merupakan bagian dari salah satu tujuan rancangan bentuk sediaan dan yang terpenting untuk keefektifan obat tersebut. Pegkajian terhadap ketersediaan hayati ini tergantung pada absorpsi obat ke dalam sirkulasi umum serta pengukuran dari obat yang terabsorpsi tersebut. Dalam menaksir ketersediaan hayati ada tiga parameter yang biasanya diukur yang an profil konsentrasi dalam darah dan waktu dari obat yang diberikan (Abdou, 1989).
Konsentrasi puncak (Cmax), menggambarkan konsentrasi obat tertinggi dalam sirkulasi sistemik. Konsentrasi ini tergantung pada konstanta absorbsi, dosis, volume distribusi dan waktu pencapaian konsentrasi obat maksimum dalam darah. Konsentrasi puncak sering kali dikaitkan dengan intensitas respon biologis dan harus di atas MEC dan tidak melebihi MTC.
Waktu untuk konsentrasi puncak (tmax) menggambarkan lamanya waktu tersedia untuk mencapai konsentrasi puncak dari obat sirkulasi sistemik. Parameter ini tergantung pada konstanta absorbs yang menggambarkan permulaan dari level puncak dari respon biologis dan bias digunakan sebagai perkiraan kasar untuk laju absorbsi.
Luas daerah di bawah kurva (AUC), merupakan total area di bawah kurva konsentrasi vs waktu yang menggambarkan perkiraan jumlah obat yang berada dalam sirkulasi sistemik. Bila membandingkan suatu formulasi untuk acuan, parameter ini menggambarkan jumlah ketersediaan hayati dan biasa digunakan sebagai perkiraan kasar jumlah obat diabsorbsi. Ketersediaan hayati merupakan suatu penerapan baru yang kegunaannya tidak perlu diragukan lagi. Penerapan ketersediaan hayati berkembang dalam dua arah, yaitu:
1. Farmasi klinik yang berkaitan dengan rasionalisasi keadaan individu penderita, artinya penyesuaian pasologi yang tepat pada setiap penderita, dengan mempertimbangkan perubahan farmakokinetika in vivo, baik karena interaksi obat maupun karena fungsi fisiolagi.
2. Farmasetika yang berkaitan dengan rasionalisasi pengembangan suatu obat, yaitu penyesuaian optimal jalur pemberian obat dan bentuk sediaan terhadap karakteristik farmakokinetika zat aktif.
Kedua arah pengembangan tersebut tercakup dalam lingkup penelitian biofarmasetika dan berkaitan dengan penyesuaian pada kurva profil kadar zat aktif dalam darah penderita dan efek yang diteliti.
Data ketersediaan hayati digunakan untuk menentukan:
1. Banyaknya obat yang diabsorbsi dari formulasi sediaan.
2. Kecapatan obat yang diabsorbsi.
3. Lama obat berada dalam cairan biologi atau jaringan dan dikorelasikan dengan respon pasien.
4. Hubungan antara kadar obat dalam darah dan efikasi klinis serta toksisitas.
Metode penilaian ketersediaan hayati
Penelitian ketersediaan hayati pada sukarelawan dapat dilakukan dengan beberapa metode:
a. Metode dengan menggunakan data darah
b. Data urin
c. Data efek farmakologis
d. Data respon klinis
Pemilihan metode bergantung pada tujuan studi, metode analisis untuk penetapan kadar obat dan sifat produk obat. Data darah dan data urin lazim digunakan untuk menilai ketersediaan hayati sediaan obat yang metode analisis zat berkhasiat telah diketahui cara dann validitasnya. Jika cara dan validitasnya belum diketahui dapat digunakan data farmakologi dengan syarat efek farmakologi yang timbul dapat diukur secara kuantitatif, seperti efek pada kecepata denyut jantung atau tekanan darah yang dapat digunakan sebagai indeks ketersediaan hayati obat. Untuk evaluasi ketersediaan hayati menggunakan data respon klinis dapat mengalami perbedaan antar individu akibat farkokinetika dan farmakodinamik obat yang berbeda. Factor farmakodinamik yang berpengaruh meliputi: umur, toleransi obat, interaksi obat dan factor-faktor patofisiologik yang tidak diketahui.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati oabat yang digunakan secara oral:
Sifat fisikokimia zat aktif.
i. Bentuk isomer; alkaloid-alkaloid dan steroid-steroid terdapat dalam bentuk isomer, seperti misalnya isomer d atau l. seringkali yang aktif atau diaktif hanya salah satu saja, misalnya d-etambutol, d-propoksipen, d-amfetamin, l-kloramfenikol.
ii. Polimorfisme; bentuk kristal yang kurang stabil lebih mudah larut dan kemudian cepat terabsorbsi daripada bentuk kristalnya yang stabil, misak kloramfenikol mempunyai 2 bentuk polimorf A dan B; kristal bentuk A bersifat tidak aktif.
iii. Ukuran partikel; bila ukuran partikel lebih kecil maka luas permukaan akan besar sehingga obat – obat akan cepat melarut dan diabsorbsi.
iv. Hidrat dan solvate; kadang – kadang beberapa bahan obat cenderung untuk mengikat beberapa molekul pelarut. Ikatan ini disebut solvate, dan kalau pelarutnya adalah air maka ikatan ini disebut hidrat. Ampisilin anhidrat lebih mudah larut dibandingkan ampisilin trihidrat, sehingga pemakaian peroral akan memberiakan blood level yang tinggi.
v. Bentuk garam, ester dan lainnya; gugusan estolat dari eritromisin estolat dapat menyebabkan hepatotoksisitas, sedangkan stearatnya tidak. Tapi sifat fisik eritromisin mempersulit pengisian dalam jumlah yang cukup ke dalam kapsul yang berukuran wajar. Pemadatan yang tidak tepat atas bahan baku ini sebaliknya dapat menimbulkan persoalan disolusi dan ketersediaan hayati.
vi. Kemurnian; bahan baku penisilin yang tidak murni bias mengandung mikrokontaminan berupa hasil degradasi penisilin sendiri bahkan inferior ini yang dapat menyebabkan alergi. Namun meskipun telah menggunakan bahan – bahan baku murni jika cara dan kondisi produksi dalam hal ini kebersihan,temperature, dan kelembapan kurang baik, bahan penisilin akan menimbulkan efek samping yang sama.
Bahan – bahan pembantu; banyak obat – obatan dimana pengaruh bahan – bahan pembantu dapat merubah secara drastic pola absorbsinya dan oleh karena itu efek terapi dan toksisitasnya juga berpengaruh, seperti meningkatnya toksisitas fenitoin setelah bahan pembantu yang semula dipakai CaSO4 diganti dengan laktosa.
Cara – cara prosesing
i. Formulasi obat yang sudah baik dalam suatu pabrik bisa sama sekali berubah bila dibuat oleh pabrik lain dengan menggunakan alat – alat yang berbeda. Hal ini menjadi masalah kritis apabila digunakan untuk memproduksi tablet – tablet dengan kadar zat khasiat yang rendah seperti digoksin 0,25 mg/tablet 200 mg.
ii. Ruangan dan kondisi – kondisinya ( temperature, kelembaban, penerangan, dan sebagainya ) yang memenuhi syarat. Misalnya pada pembuatan sediaan tetrasiklin yang merupakan bahan baku yang kurang stabil pada kondisi tertentu sehingga dapat mengakibatkan penguraian tetrasiklin menjadi nonaktif, hepatotoksik, dan nefrotoksik.
iii. Tenaga – tenaga yang kompeten.
iv. Dikerjakan dengan system produksi dan system control yang baik. Dalam hal ini persyaratan – persyaratan Good Manufacturing Practices ( GMP ) menjadi penting.

window.google_render_ad();

Read more...

obesitas

Sampai saat ini belum ada standar yang memuaskan mengenai definisi obesitas dan cara pengukurannya. Beberapa cara untuk menentukan obesitas di antaranya desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh, USG, CT, MRI, pengukuran antropometi dengan mengukur berat badan total, tinggi badan, tebal lemak subkutis, panjang lingkar bagian tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan nilai angka antropometri, di antaranya BMI, WHR, indeks Ponderal, indeks Broca, v/s, w/sks, tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar utama mengukur total lemak tubuh.Cara yang paling sering dipakai di klinik dan di lapangan dalam menentukan obesitas adalah mengukur berat badan relatif (berat badan subyek dibagi berat badan standar untuk tinggi tertentu), dan indeks massa tubuh (IMT/BMI = Body Mass Index) (”QUETELET”), berat dibagi kuadrat tinggi badan. Parameter-parameter tersebut telah banyak digunakan dalam penelitian epidemologi untuk menilai resiko yang berhubungan dengan obesitas.
KLASIFIKASI OBESITAS
Sampai saat ini kriteria untuk menyatakan seseorang obesitas sehubungan dengan komplikasi metabolik dan terjadinya hipertensi masih belum seragam. Seseorang dinyatakan kelebihan berat badan apabila mempunyai berat badan relatif > 120 %m berat ideal, > 125 % berat ideal, atau > 130 % berat ideal. Bila berdasarkan indeks massa tubuh (IMT/BMI), obesitas apabila IMT > 30 kg/m2.
METODE
NORMAL
OVERWEIGHT
OBESITAS
BB Relatif
= BB ideal
> 120 % BB ideal
> 130 % BB ideal
IMT
20 - < 25
(25 - 30)
> 30

PREVALENSI OBESITAS
Prevalensi obesitas di beberapa negara maju berkisar antara 7 s.d. 12 %, sedangkan kelebihan berat badan (overweight) berkisar antara 24 s.d. 34 %. Wanita biasanya lebih banyak mengalami obesitas dibanding pria. Kekerapan obesitas akan meningkat dengan pertambahan umur. Sosial ekonomi memegang peranan penting pada perkembangan obesitas. Di negara-negara maju, obesitas justru lebih banyak ditemukan pada mereka dengan sosial ekonomi rendah, yaitu sekitar 7 - 12 kali lebih banyak dibanding mereka dengan sosial ekonomi tinggi.
NEGARA
UMUR
OVERWEIGHT
OBESITAS
Australia
16-65
34 %
24 %
6 %
7 %
Britania
20-74
34 %
24 %
6 %
8 %
RS G. Jati
30-76
13 %
16 %
6 %
10 %
Prevalensi obesitas di beberapa negara
Di Indonesia belum ada penelitian tentang prevalensi obesitas yang dilakukan secara nasional. Berdasarkan hasil studi sementara (belum dipublikasikan) yang dilakukan di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon, prevalensi obesitas pada penderita penyakit jantung koroner yang berobat di Poliklinik Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon adalah obesitas 10 % untuk wanita, 6 % untuk pria, berumur antara 30 - 76 tahun, sedangkan kelebihan berat badan (overweight) adalah 16 % untuk wanita dan 14 % untuk pria. Tidak terdapat perbedaan prevalensi obesitas terhadap umur.

PENGARUH OBESITAS TERHADAP JANTUNG
Obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan volume darah sekitar 10 - 20 %, bahkan sebagian ahli menyatakan dapat mencapai 30 %. Hal ini tentu merupakan beban tambahan bagi jantung, otot jantung akan mengalami perubahan struktur berupa hipertropi atau hiperplasi yang keduanya dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pompa jantung atau lazim disebut sebagai gagal jantung atau lemah jantung, dimana penderita akan merasakan lekas capai, sesak napas bila melakukan aktifitas ringan, sedang, ataupun berat (tergantung dari derajat lemah jantung).
Obesitas dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner melalui berbagai cara, yaitu :1. Obesitas mengakibatkan terjadinya perubahan lipid darah, yaitu peninggian kadar kolesterol darah, kadar LDL-kolesterol meningkat (kolesterol jahat, yaitu zat yang mempercepat penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah), penurunan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik, yaitu zat yang mencegah terjadinya penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah).2. Obesitas mengakibatkan terjadinya hipertensi (akibat penambahan volume darah, peningkatan kadar renin, peningkatan kadar aldosteron dan insulin, meningkatnya tahanan pembuluh darah sistemik, serta terdapatnya penekanan mekanis oleh lemak pada dinding pembuluh darah tepi).3. Obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan toleransi glukosa ataupun kencing manis. Menurut Westlund dan Nicholay Sen, obesitas sedang akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner 10 kali lipat, bahkan jika berat badan lebih besar 45 % dari berat badan standar, maka resiko terjadinya penyakit kencing manis akan meningkat menjadi 30 kali lipat. Oleh karena hipertensi, hiperkolesterol, LDL-kolesterol, HDL-kolesterol, dan kencing manis (diabetes melitus), merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK), maka peningkatan dari semua hal di atas juga akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.
Menurut hasil penelitian Skandinavia (Scandinavian study), bahwa obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan faktor-faktor pembekuan darah, sebagaimana diketahui bahwa faktor pembekuan darah merupakan faktor resiko untuk terjadinya serangan jantung dan stroke. Obesitas akan meningkatkan resiko stroke 20 % dan resiko serangan jantung sebesar 8 kali lipat dibanding mereka yang bukan obesitas. Jika berat badan naik 20 % maka angka kematian meningkat 20 % pada pria dan 10 % pada wanita. Sebaliknya menurut studi Framingham, penurunan berat badan akan memperpanjang usia dan dengan penurunan berat badan sampai 10 % akan menurunkan insiden penyakit jantung koroner 20 %.
Obesitas pada masa kanak-kanak biasanya akan mempunyai efek atau pengaruh yang lebih buruk terhadap jantung dibanding jika obesitas didapat setelah usia dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena : efek samping obesitas ditentukan oleh berat dan lamanya obesitas. Kerusakan atau kelainan otot jantung akibat obesitas sering disebut sebagai penyakit otot jantung obesitas (obesity heart muscle disease) atau Kardiomiopati.

Read more...

Penyimpangan Prilaku Remaja Rentan Ganggu Otak

>> Sabtu, April 18, 2009

Bandung (ANTARA News) - Penyimpangan prilaku pada usia remaja adalah cermin proses pertumbuhan ataupun perkembangan fisik serta psikis, namun penyimpangan yang berlebih itu, diungkapkan pakar kesehatan anak, sangat rentan terhadap gangguan otak.Pakar Kesehatan Anak dan Remaja, RS Hasan Sadikin Bandung, Prof DR Kusnandi Rusmil di Bandung, Jumat, proses tingkah laku diatur oleh berbagai sumber dari otak, dan ketika ada kelainan tertentu pada otak maka akan berpengaruh terhadap tingkah laku. "Ketika seorang anak mengalami hiper aktif, maka saat memasuki remaja mereka cenderung akan bertingkah laku berlebih, dan cenderung mengarah kepada kenakalan remaja," ujar Ketua Satgas Remaja, Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dikatakan Kusnandi, gangguan tersebut cenderung akan bertambah berlebih ketika berbagai pengaruh negatif dari luar, seperti lingkungan serta penggunaan narkotika turut merangsang otak anak. Hal tersebut apabila dibiarkan akan merusak kepribadian serta lingkungannya, ucapnya, namun proses dimaksud bisa diredam melalui intervensi berupa penanganan konseling serta tindakan medis lainnya. Pakar Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof Dadang Hawari, mengatakan saat ini berbagai tindakan yang dilakukan dalam penanganan prilaku remaja cenderung masih kurang tepat. Dikatakan, penanggulangan ketergantungan pada narkotika ataupun miras saat ini masih banyak yang menggunakan `metadon` ataupun `subutet`, padahal kedua jenis obat itu mengandung jenis narkotik juga.Menurut Dadang, penggunaan kedua jenis obat itu harus segera bergeser kepada pengobatan dengan menggunakan antipsikotik, antidepresan ataupun anti penkiller berupa golongan `NSID` yang sama sekali tidak mengandung unsur narkotik.Penggunaan ketiga jenis obat itu bisa diselesaikan pada rentang waktu hanya satu minggu karena mampu mematikan serta membuang berbagai racun yang terkandung dalam penggunaan narkotika, ujarnya.Berdasarkan penelitiannya sejak 2000 lalu, rehabilitasi ketergantungan pada narkotika yang lebih disebabkan faktor sugesti para pengguna narkotika bisa diselesaikan pula melalui metode pendekatan agama."Penelitian yang saya hasilkan ketika seseorang yang memasuki masa rehabilitasi melakukan ibadah sholat penuh lima waktu disertai dzikir, dan menjalankan ibadah sunah lainnya maka daya sugesti yang dimiliknya hanya tinggal enam persen," tandas Dadang.(*)

Read more...

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP