Domain yg Anda cari

Virus Flu Babi (Swine Flu)

>> Minggu, Mei 03, 2009


Flu babi sejatinya merupakan influenza tipe A dengan sub tipe H1N1. Tipe ini memiliki kedekatan dengan sub tipe H1N3 dan H3N2. Sejatinya, sub tipe H1N1 sudah lama ada ditubuh manusia dan babi dan jarang sekali menyebabkan kematian.

Namun menurut Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kesra Emil Agustiono, sub tipe H1N1 yang menjadi cikal bakal flu babi telah bermutasi dan berubah menjadi strain baru.

Virus H1N1 telah bermutasi jadi virus baru. Filamen atau strain dari virus telah bermutasi. Kini, vaksin H1N1 yang sejatinya hanya influenza musiman (seasonal flu) biasa tidak sensitif (mempan) lagi dengan vaksin.


Sub tipe H1N1 (sebelum bermutasi), dahulu, sejatinya merupakan penyebab terjadinya wabah flu Spanyol pada tahun 1918, yang menelan korban hingga 20 juta jiwa. Artinya amatlah jamak, bila wabah baru ini perlu untuk diwaspadai. Lantaran menyerang pada orang dewasa (25-45 tahun), Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kesra Emil Agustiono berani memastikan bahwa virus ini sangat ganas. . .
Penularan Antar Manusia
Babi sebagai sumber flu babi memiliki keunikan. Hewan ini tidak hanya dapat terinfeksi oleh virus flu babi, tapi juga virus flu yang berasal dari unggas dan virus flu manusia. Saat virus flu dari spesies yang berbeda menginfeksi babi, virus-virus tersebut dapat saling berkombinasi (tukar menukar elemen genetik) sehingga muncul virus baru. Saat ini dikenal empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Tetapi yang belakangan banyak ditemukan adalah jenis H1N1.

Virus H1N1 sejatinya hanya mengenai babi, tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat sehingga mampu menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung (H5N1) yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat menyebar dari orang ke orang.

Penularan dari babi ke manusia terjadi karena adanya kontak dengan babi yang terinfeksi atau kontak dengan benda-benda yang telah terkontaminasi. Sedangkan penularan dari manusia ke manusia hampir sama dengan cara penularan flu biasa, yaitu melalui batuk atau bersin. Manusia juga dapat terinfeksi karena menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus flu babi dari dari orang lain, kemudian memegang mulut atau hidungnya.

Gagal Napas
Gejala flu babi hampir sama dengan flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang semangat, dan batuk. Selain itu juga dapat dijumpai gejala meler dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Pada tahap lanjut, dapat dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat adanya kegagalan pernapasan.

Pada babi yang terkena virus H1N1, gejala biasanya berupa peningkatan suhu tubuh, depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin, susah bernapas, mata merah, dan tidak mau makan.

Pencegahan Penting
Obat flu babi sama dengan obat yang digunakan untuk flu biasa atau flu burung. CDC merekomendasikan obat antivirus oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir. Hanya saja, obat ini lebih efektif jika diberikan pada tahap dini perjalanan penyakit, saat kerusakan pada sel paru-paru belum terlalu parah.

Belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi. Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi :

Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin.
Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan.
Mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin.
Tissue yang mengandung alkohol juga dapat digunakan.
Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain.
Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut.

Guna mengantisipasi munculnya kasus flu babi, Departemen Kesehatan mengirimkan surat edaran kewaspadaan dini kepada jajaran dinas kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan di seluruh provinsi di Indonesia.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Dirjen P2PL Depkes) Tjandra Yoga Aditama,

0 komentar:

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP